media pembelajaran menggunakan boneka jari (3 dimensi)


SI TUPAI DAN SI RAUN

seekor tupai bersahabat dengan seekor buaya besar. Keluarga-keluarga kedua hewan itu hidup rukun tolong-menolong, berkasih-kasihan, bergotong-gotong dengan kesetiaan besar pada satu sama satu dengan yang lainnya. Pada suatu hari istri si tupai jatuh sakit, dan dokternya mengatakan bahwa obat baginya adalah seekor ikan.
“ wahai ikan ! Dari mana aku dapat memperolehnya?”

Dengan wajah yang amat sedih pergilah si Tupai kepada si Raun, buaya sahabatnya itu, lalu diceritakannya kesedihannya itu.
Seketika si Raun terdiam berfikir, kemudia dia berkata, “saudara tak usah sedih-sedih demikian. Aku akan membawa ikan itu kepada istri saudara.”



Maka pergilah si Tupai dengan harapan sekali akan pertolongan sahabatnya itu.Dan apakah yang diperbuat oleh si Raun itu?
Masuklah si Raun itu ke sungai lalu mencari ikan untuk istri si Tupai. Sesudah itu si Raun merayap kembali kedalam perian yang sudah hampir kosong itu, setelah ia mencari dan mendapatkann ikan tersebut lalu ia pergi ke tempat tinggal si Tupai dan memberikan ikan tersebut kepada si Tupai.



Demikianlah si Raun, sekembalinya dari sungai. Kini, betapa beruntungnya si Tupai pada si Raun, yang dengan penuh bahaya dapat merebut mendapatkan ikan yang paling langka yang jarang sekali ada di sungai.


Pada suatu hari, tiba giliran pada si Raun, menderita kesedihan yang sama dengan sahabatnya itu, adapun istri si Raun menderita sakit keras, dan bapak Dokter menyatakan bahwa hanya hati ayam yang dapat menyembuhkannya



Dengan hati yang berdebar-debar, sangat sedih si Raun berbicara kepada si Tupai. Maka jawab si Tupai, sesudah berdiam berpikir, “ Aku akan dapat merebut telur ayam itu untuk hati saudaranya yang sakit itu. “pergilah si Raun dengan hati terhibur, penuh harapan pada si Tupai”. Adapun ada di dekat sarang si Raun itu ada perternakan ayam milik warga sekitar dan ada juga tempat penjualan hati ayam.


Tanpa banyak berfikir panjang, tanpa memikirkan resiko apa yang akan di hadapi si Tupai untuk memperoleh hati ayam. Di dekat tempat penjualan hati ayam tadi terdapat pohon kelapa yang besar. Si Tupai mempunyai ide untuk menggerat kelapa tadi agar terjatuh ke tanah, hal ini agar orang yang berjualan hati ayam tadi pergi untuk meninggalkan tempat jualannya tadi hanya untuk mengambil kelapa. Seketika orang tersebut menuju ke pohon kelapa tadi, si Tupai berfikiran untuk lari dan mengambil hati ayam tersebut.


Dengan cepatnya si Tupai mengerat buah kelapa. Setiba buah kelapa itu jatuh ke tanah, maka dengan segera si Tupai melihat situasi yang terjadi dari atas pohon kelapa, dan ternyata manusia penjual hati ayam tadi terperanga melihat banyak buah kelapa yang jatuh ke tanah. Seketika si Tupai berlari sekencang-kencangnya ke bawah dan langsung mengambil hati ayam dagangan manusia tersebut lalu di berlari sekencang-kencangnya, kemudian membawa hati ayam kepada sahabatnya si ikan Raun itu untuk pengobatan istrinya yang sakit.

Demikianlah budi dibalas dengan budi juga, dengan pengorbanannya dan usaha kepahlawanan, keberanian luar biasa, dengan taruhan nyawa.